News, Sorot  

Komite SMPN 40 Pastikan Rompi Hasil Musyawarah, Bukan Paksaan

Bulukumba, Targeticw.com – SMP Negeri 40 Bulukumba menggelar rapat sosialisasi klarifikasi terkait pengadaan rompi dan atribut sekolah di aula sekolah. Pertemuan ini dihadiri oleh orang tua siswa kelas VII angkatan 2025, dipimpin langsung oleh Plt Kepala Sekolah Akbar, S.Pd, bersama Sekretaris Komite A. Muhris, SH, Bendahara Komite H. Yusran, serta panitia sekolah, Kamis (02/9/2025).

Dalam sambutannya, Akbar menjelaskan bahwa isu mengenai rompi dan atribut sebenarnya sudah dibahas sejak awal tahun ajaran baru, bahkan hingga ke tingkat kabupaten. Ia menegaskan peran sekolah hanya sebatas fasilitator.

“Kalau ada bapak-ibu yang mengambil barang di luar, itu tidak ada sangkut pautnya dengan SMP Negeri 40 Bulukumba. Kami hanya memediasi agar ada solusi antara orang tua siswa dengan penyedia barang,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Komite A. Muhris, SH, menekankan bahwa persoalan rompi bukan terkait harga atau kewajiban membeli, melainkan soal pengembalian barang yang menimbulkan kebingungan di kalangan orang tua. Menurutnya, pengadaan rompi dan atribut ini sudah dibahas dan disepakati dalam rapat komite bersama orang tua siswa.

“Rompi dan atribut merupakan bagian dari keseragaman yang sudah menjadi kebiasaan di SMPN 40 Bulukumba. Kalau ada orang tua yang ikhlas membeli demi keseragaman, silakan. Kalau tidak, jangan dipaksakan. Intinya, sekolah tidak perlu terlalu jauh ikut campur karena ini murni kesepakatan orang tua,” tegas Muhris.

Orang Tua Siswa Yang Hadir Di SMP 40 Bulukumba

Sejumlah orang tua siswa yang hadir turut memberikan pandangan. Salah seorang wali murid menyatakan tidak keberatan dengan adanya pengadaan rompi, selama hal tersebut telah melalui kesepakatan bersama. Ia berharap masalah ini segera terselesaikan tanpa merugikan pihak sekolah maupun orang tua.

“Saya tidak pernah mempermasalahkan rompi, karena ini sudah disepakati sejak awal dalam rapat. Kalau ada pihak luar yang mengintimidasi, SMPN 40 harus tegas memperlihatkan bahwa keputusan ini adalah hasil rapat resmi orang tua murid. Seharusnya juga dibuat berita acara agar jelas bahwa keputusan ini bukan sepihak,” ujarnya.

Senada dengan itu, orang tua siswa lainnya, Muhammad Yusuf, menegaskan pentingnya keseragaman di sekolah agar tidak menimbulkan kecemburuan antarkelas.

“Saya tidak ingin SMPN 40 dirusak oleh orang luar. Anak-anak bertanya kenapa kakak kelas mereka memakai rompi, sementara mereka tidak. Saat upacara, kelas VIII dan IX terlihat rapi memakai rompi, sementara kelas VII tidak. Hal ini bisa menimbulkan rasa dianaktirikan,” tegasnya.

Ia juga meminta agar identitas pihak yang melaporkan persoalan ini ke luar sekolah diperjelas agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan orang tua.

Dengan adanya rapat ini, pihak sekolah berharap semua kesalahpahaman bisa diluruskan, serta keputusan terkait pengadaan rompi dan atribut benar-benar menjadi hasil musyawarah bersama antara orang tua siswa dan komite sekolah.